================================= ================================= السّلا م عليکم ورحمةالله وبرکة: TUGAS SEKOLAH

TUGAS SEKOLAH

Seorang copet tobat

Pangung : ( mengambarkan pemandangan senja di pantai, di salah satu tempat , tidak
terlalu di tenggah, ad sebatang kayu, cecep duduk merokok, dari arah lain. Hakam berjalan perlahan, pikiranya melayang)

cecep : apa yang kau renungi, bung?
Hakam : (terkejut lalu dating mendekat)
Cecep : sini duduk! mau merokok? (mengeluarkan sebungkus rokok)
Hakam : tidak! Aku sudah merokok, tadi.
Cecep : ah, jangan jual mahal! Aku tahu, sudah beberapa hari ini perutmu tidak terisi
dengan surya, tukang warung itu merengut saja, kan? Ya, kau memang tidak dapat menyalahkanya. Bukankah modalnya kecil sehingga ia akan pusing memutar roda perusahaannya kalau banyak berutang seperti kau?
Hakam : (diam, memandang ke laut)
Cecep : cobalah rokok tidak halal ini! Barang kali rasanya lebih enak dari rokok halal,
kalau memang yang halal tidak ada. Bukankah kau sering mengatakan cara
kerjaku mendapat uang cara tidak halal?
Hakam : aku sudah merokok.
Cecep : ah, kau! Di kota ini tidak bias hidup kalau tidak ulet, keuletan kadang-kadang
melepas semua ukuran yang kita tahu. (mengembus, asap rokok,mengejek)
hakam : itulah yang aku tidak mau!
Cecep : (menyeringai) dan begitulah kau jadinya, kelaparan, perenung, padahal anak
istrimu Menunggu hasil kerjamu.
Hakam : ya, memang aku sedang merenung, menimbang-nimbang seperti biasa, maski
penghasilan tidak terlalu besar.
Cecep : ( suara sinis ) dan kemudian kita lapuk di makan kehidupan yang menjemukan,
persoalanya kembali pada kita, kita harus ulet.
Hakam : ( menyindir ) huh….., ulet katamu? Bukankah ini kata lain untuk mengucapkan
jahat dan tidak jujur?
Cecep : ( berdiri angkuh ) terserahlah. Yang jelas aku ada uang. Kapan saja bias makan
enak, merokok, dan….. ( tertawa mengejek ) mengapa harus melabuhkan diri
hanya pada istri di kampung kalau di kota ini banyak sekali pelabuhan yang bias
di singgahi dengan uang? ( membuang putung rokok, memijaknya, kemudian
berjalan sambil bersiaul )
hakam : ( merenung, memandang ke laut, kemudian tersenyum sinis sambil mengupat si
cecep )